watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

MBAK SISKA DAN MBAK LIA

Suasana rumah waktu itu sangat sepi.
Keluargaku pergi berlibur ke daerah. Di rumahku
hanya ada Mbak Siska dan Lisa yang ikut orang
tuaku dari daerah dan pembantuku sri. Wajah
dan tubuh Mbak Siska dan Lisa seperti
pemandangan yang indah, mereka sangat mm.
Terkadang kawan atau kenalanku yang datang
suka memuji wajah dan tubuh mereka.
Beberapa temanku ingin berpacaran dengan
mereka tapi tak dapat. Sering mereka dikira
saudaraku. Pacarku kadang cemburu dengan
mereka. Memang banyak kelebihan mereka
dibanding pacarku.
Waktu itu aku pulang kuliah dan pulang ke
rumah bersama pacarku. Ya tentu saja peluang
ini kumanfaatkan. Kunikmati tubuh pacarku. Tapi
ada yang kurang. Milikku tak ia ijinkan menikmati
tubuhnya. Kunikmati tubuh polos pacarku
berjam-jam. Tapi kurasa aku kecewa.
Sebenarnya aku ingin merasakan bersengsama.
Aku berharap pacarku dapat memberikannya.
Tapi apa boleh buat, karena hari sudah sore
kuantar dia pulang.
Setiba di rumah lagi, sekilas aku lihat Mbak Siska
baru selesai mandi. Ia terkaget karena tak
menyangka aku ada di rumah. Cepat-cepat dia
masuk ke kamar. Birahiku terangsang melihat
tubuhnya yang hanya tertutup handuk, rasanya
kuingin menikmati tubuhnya. Kulihat pintu
kamarnya tertutup. Karena hasratku
menginginkannya. Maka kucoba masuk ke
kamarnya. Ternyata pintunya tidak terkunci dan
segera kumasuk. Melihat kehadiranku, Mbak
Siska terkaget. Lalu ia bertanya padaku,"Ada apa
Mas Geri, Mas Geri nyari apa?" dengan canggung
karena hanya mengenakan handuk.Kulihat
tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Wajahnya cantik, dewasa dan lembut. Kulitnya
bersih, putih mulus dan terlihat lembut. Lipatan
dadanya sangat dalam. Kedua buah dadanya
yang terhimpit handuk memang besar dan
kelihatan benar-benar mulus, baru kulihat seperti
ini. Pinggulnya membentuk dan lingkaran
perutnya terlihat lebih kecil. Pahanya terlihat
semua dan hampir selangkangannya terlihat tapi
sayang tertutup handuk. Betisnya bagus.
Aku tak tahan melihat tubuh Mbak Siska.
Perlahan kuhampiri. Lalu tanganku meraih
handuk Mbak Siska dan sesaat handuknya
kulepaskan. Mbak Siska benar-benar kaget. "Geri
kamu kenapa?" jawab Mbak Siska dengan takut.
Lalu kedua tangannya menutupi kemaluan dan
dadanya. "Tubuh Mbak bagus," sahutku. Terlihat
tadi keindahan tubuhnya yang polos. Kupeluk
Mbak Siska. Mbak Siska berusaha menghindar.
Tapi kurasakan cara menolak Mbak Siska halus.
Tanpa pikir kudekap pantat Mbak Siska dengan
tanganku. Dada Mbak Siska yang tertutup
tangannya segera kuraih, kuremas dan kadang
putingnya kupelintir-pelintir sedikit. Kurasakan
padat dan kenyal di kedua tanganku. "Jangan
Ger!" ucap Mbak Siska dengan lembut. Tak
kuindahkan ucapannya. Segera bibirku
mengecup bibirnya yang kulitnya terlihat tipis
dan lembut. Kulahap bibir Mbak Siska. Terkadang
Mbak Siska menolaknya tapi terkadang ia malah
membalasnya.
Kugiring tubuhnya ke tempat tidur. Rasanya
kuingin merasakan bersetubuh. Kemudian salah
satu tanganku melepaskan resleting dan
mengeluarkan milikku. Segera kudorong
tubuhnya dengan tubuhku ke tempat tidur.
Akhirnya tubuhnya terbaring dan kutindih.
Kutempelkan milikku di bibir vagina Mbak Siska.
Sesaat Mbak Siska melepaskan bibirnya dari
bibirku. "Jangan Ger!" ucapnya sesaat.Tanpa pikir
lagi kulahap bibirnya lagi. Rasanya inilah
kesempatanku merasakan kenikmatan tubuh
wanita. Dan milikku sesaat mencoba menerobos
masuk. Mbak Siska melepaskan bibirku
lagi."Jangan Ger!" ucapnya mengingatkanku.
Kutakperdulikan ucapan Mbak Siska. Sesaat
kurasakan penisku berhasil masuk dan tertelan di
liang vagina Mbak Siska. "Oouuhh," ucap Mbak
Siska sekeras-kerasnya. Akhirnya kurasakan
kenikmatan tubuh wanita. Rasa liang vagina
Mbak Siska tidak terlalu licin. Tapi kurasakan
lembutnya liang vagina Mbak Siska. Kunikmati
dan perlahan kukeluar masukkan. "Geri.. kamu.."
ucap Mbak Siska sesaat. Beberapa lama
kemudian kurasakan liang vagina Mbak Siska licin
dan membuat penisku agak basah sampai ke
buluku. Akhirnya kukeluar-masukkan milikku di
liang vagina Mbak Siska. Kulihat dagu dan dada
Mbak Siska terangkat tinggi. Desahan demi
desahan ia keluarkan. Terkadang kulihat wajah
Mbak Siska menghadap ke kanan dan kiri.
Aku menyukai kejadian ini, sampai-sampai
milikku memuncratkan cairan di dalam tubuh
Mbak Siska. "Aahh.. oouuhh.." sambil Mbak
Siska ucapkan seiring semburanku. Rasanya
benar-benar nikmat. Kuterdiam karena nikmat.
Selang berapa saat kemudian kurasakan liang
vagina Mbak Siska mendekap rapat milikku.
Seakan-akan milikku digigit. Kurasakan kedua
tangan Mbak Siska menarik punggungku dan
segera memelukku rapat. Kurasakan badannya
benar-benar menegang. Setelah itu ia terdiam
lemas dan pasrah. Kurasakan aku masih pingin
dan masih kuat. Tanpa basa-basi aku nikmati lagi
liangnya. Matanya menatap mataku dengan
lembut. Desahan pun ia keluarkan lagi. Dan
akhirnya kusemburkan cairan lagi. Kusengaja di
dalam, karena aku tahu Mbak Siska pernah nikah
dan ia bercerai karena mandul.
Akhirnya kuselesai dan membungkus kembali
milikku. Dan kududuk di pinggir tempat tidur.
Kulihat Mbak Siska perlahan duduk. Sesaat dia
terdiam. Kali ini kebanggaannya tidak ia tutupi
dari mataku tampaknya ia sudah tidak canggung
denganku. Rambut panjangnya yang agak
menutupi dada ia uraikan dan rapikan ke
belakang sehingga buah dadanya terlihat jelas.
Tanganku memegang lagi salah satu buah
dadanya. "Geri.." sahut Mbak Siska dengan raut
wajah yang sudah agak memucat dari tadi.
"Nggak apa-apa kan Mbak Siska?" ucapku sambil
kuraba-raba dadanya dan kadang kuremas dan
kumainkan putingnya. Kali ini Mbak Siska tidak
menolak. Kukecup bibirnya dan kurasakan cara
Mbak Lisa berciuman dan perlahan kupelajari dan
akhirnya kumengerti.
Kami kali ini kami saling membalas bibir, lidah
dan berebutan menghisap liur. Setelah berapa
lama aku keluar dari kamar Mbak Siska. Beberapa
saat kumenuju ke kamarku. Aku bersapa dengan
Lisa. Lalu aku ajak ia mengobrol dan menonton
di ruang TV. Kami duduk berdekatan. Terkadang
kuperhatikan wajah Lisa dan memang ia manis.
Kuperhatikan sosoknya dan kurasa tubuhnya
bagus. Wajahnya sangat menarik. Lisa
mengenakan kaos tanpa lengan dan celana
pendek. Kuperhatikan satu persatu. lehernya
putih bersih dan mulus memang merangsang.
Pundaknya, lengannya, putih bersih dan mulus
juga merangsang. Dadanya berbentuk juga
berukuran. Pinggangnya yang ramping seakan
enak untuk dirangkul. Pinggulnya yang
berbentuk. Celana pendeknya membuat paha
yang bersih dan putih mulus merangsang mata.
Betisnya bagus. Tingginya lumayan.
Kudekati tubuhnya saat duduk bersamaan.
Kurangkul, kupeluk. Tampaknya ia tidak
menolak. Kubuai rambutnya. "Mas.. aku jadi
merinding," ucap Lisa dengan agak manja.
"Kenapa..? nggak apa-apa kan?" sahutku. Kurasa
kehangatan dirinya melebihi pacarku.
Tampaknya aku terangsang. Salah satu tanganku
yang membuai rambutnya kemudian mengelus
pundaknya. Satu tanganku lagi menyentuh
pahanya yang merangsang. Rupanya Lisa tak
menolak. Perlahan kuelus dan meraba-raba
pahanya. Kulitnya halus dan lembut. Perlahan
tanganku menuju ke selangkangannya dan
perlahan mengelus belahannya yang tertutup
celana. Kulihat Lisa membiarkanku dan wajahnya
agak menegang dan grogi. Bibir bawahnya
terkadang ia gigit dengan lembut. Tanganku
kemudian merangkul pundaknya. Pelan-pelan
tanganku berjalan ke arah dadanya. Kurasakan ia
hanya diam. Lalu perlahan kudekap buah
dadanya yang cukup besar dan kuraba-raba.
"Mas.." ucap Lisa pelan. Kulihat bibirnya yang
mengucap. Terlihat lembut dan merangsang.
Rasanya bibirku bergerak otomatis menghampiri
bibir Lisa. Lalu kukecup, rasanya memang
lembut. Nikmat rasanya dan langsung kulahap
bibirnya dengan nafsuku. Lisa diam tak bergerak.
Dia terdiam pasrah melayaniku. Lalu kupeluk Lisa
secara berhadapan. Kurasakan empuk buah
dadanya di dadaku. Kuraba-raba punggungnya.
Perlahan tanganku turun ke pinggang Lisa lalu
menyusup di dalam kaosnya. Kurasakan kulit
yang lembut dan halus. Kuraih tali BH Lisa,
kubuka kaitannya. Akhirnya kuelus-elus dengan
leluasa punggungnya karena tak terhalang tali
BH-nya. Kurasakan Lisa mengikuti keinginanku.
Tanganku bergerak ke arah ketiaknya. Terasa
tubuhnya goyang dan perlahan kuhampiri
dadanya. Kurasakan bulatan yang besar.
Tanganku tak cukup mendekap buah dadanya.
Masih ada bagian yang tersisa. Akhirnya aku
dapat merasakan tubuh wanita yang selama ini
hanya gambar khayalan.
Lisa terdiam seakan sedang melayaniku.
Perlahan kedua tanganku turun ke pinggangnya
lalu kuangkat kaos dan BH-nya. Kulihat kedua
buah dadanya. Akhirnya mataku dapat melihat
ukuran dada yang selama ini hanya dapat kulihat
di gambar-gambar. Kutatap dengan kedua
mataku dan tanganku meraba-raba dan
menikmati bentuknya. Kulihat Lisa hanya diam
dan tegang. Wajahnya agak memucat. Kulahap
bibirnya dan kuremas dadanya. Kurasakan Lisa
diam pasrah. Tanganku turun dari dadanya dan
turun menusup celananya. Kurasakan "hutan"
Lisa di dalam celana dalamnya. Kurasakan
belahan dan kumainkan tonjolan Lisa. Secara
bertahap kurasakan tanganku basah dan licin.
Kemudian Lisa melepaskan kecupan bibirku.
"Mas Geri, jangan yang itu Mas, aku masih.."
ucap Lisa. Ternyata ucapan Lisa malah
merangsangku. Perlahan tanganku menyusup di
liang vagina Lisa. "Aaahh.. Mas Geri," rintih Lisa
seiring jariku yang tertelan di liangnya.
Secara bertahap kukeluar-masukkan jariku di
liangnya sampai cepat. Kulihat dagu Lisa
terangkat. Matanya terpejam. Mulutnya perlahan
terbuka dan kemudian bibir bawahnya ia gigit
halus. Melihat ini wajahku menghampiri salah
satu buah dadanya. Kubuka mulutku. Lalu
kutelan dan kuhisap putingnya. Sesaat ia
membusungkan dadanya. Serasa aku diberikan
menu pilihan oleh Lisa. Kemudian kuberhenti dan
kami berhenti sesaat.
Kurasakan birahiku menginginkan senggama.
Kuajak Lisa ke kamarku. Kami duduk di pinggir
tempat tidur. Kami berpelukan berciuman dan
kedua tanganku menggerayangi tubuhnya.
Sesaat satu persatu kain yang menyeliuti tubuh
kami terlepas. Bibir, leher, telinga, pundak,
punggung, buah dada, perut, pinggang, belahan
selangkangannya, pahanya kunikmati dengan
mulut dan tanganku. Sesaat posisinya terlentang.
Kedua pahanya kubuat mengangkang lebar.
Terlihat dengan jelas bagian demi bagian
kenikmatan di belahan Lisa. Milikku kuhunuskan
di bibir vagina Lisa. Perlahan kumasukkan
milikku. Kurasakan kepala milikku agak tertelan.
Sesaat Lisa menahan nafas merasakan milikku
menyusup sesaat. Dagunya terangkat dan
dadanya mengusung. Kudiamkan milikku
tertahan. Kupeluk tubuhnya. Kuciumi dagunya
yang terangkat kemudian seluruh lehernya.
Kurasakan bibir vagina Lisa basah dan licin.
Perlahan kumasukkan penisku ke dalam liang
Lisa yang lebih mendekap ke rahim Mbak Siska.
Kurasakan kelembutan liang Lisa. Sesaat
kumerasakan kenikmatan wanita yang memiliki
ciri khas masing-masing.
Kulihat mulut Lisa terbuka. Bibir dan mulutnya
bergetar. Seakan mendesah tanpa suara.
Matanya setengah terpejam. Wajahnya
terkadang berpindah-pindah hadapan. Kurasakan
ganjalan buah dada Lisa di saat aku
memeluknya. Desahan demi desahan akhirnya
terdengar jelas dari bibir Lisa. Kurasakan
puncakku tiba. Kucabut milikku dan sesaat
bagian perut sampai wajah Lisa terkena
semburanku.
Sesaat kulihat Lisa menjilat cairanku yang
menepel di bibirnya. Tampaknya ia
menyukainya dan kemudian ia telan. Melihat ini
kuhampiri wajah Lisa dan milikku kutempelkan
ke bibirnya. Awalnya ia canggung. Kemudian ia
buka mulutnya. Kemudian kumasukkan milikku
ke mulutnya. Ia pun melahapnya juga. Sesaat
kurasakan milikku di dalam mulut Lisa yang
lembut. Kurasakan milik dan cairanku ditelan
habis. Tampaknya aku masih sanggup
menyetubuhinya. Tanpa pikir lagi kubuat posisi
bersetubuh. Kutancapkan milikku lagi di liang
vagina Lisa. Sesaat ia menegang lagi. Kunikmati
lagi liang Lisa. Dan kurasakan liang Lisa,
kemudian mendekap dan seakan menggigit
milikku. Tangannya meremas pantatku dengan
kuat. Ah, tanpa bisa terkontrol aku melepaskan
cairanku di dalam tubuh Lisa. Aku terdiam
sesaat. Kurasakan nikmat dan bingung. Semoga
Lisa tidak hamil. Lalu kemudian kami mandi dan
di sana kami juga sempat melakukannya lagi.
Rasanya aku ketagihan.
Selesai mandi Mbak Siska kulihat di dalam kamar.
Aku dan Lisa keluar dari kamar mandi dengan
tubuh yang polos.
"Kalian kenapa?" tanya Mbak Lisa kepada kami.
"Nggak kenapa-napa kok Mbak," sahutku.
"Kamu nggak kenapa-napa Lis?" tanya Mbak
Siska.
"Nggak kenapa-napa kok Mbak," jawab Lisa.
Mbak Siska heran melihat keadaan kami. Kulihat
Lisa mengambil pakaiannya kembali dan ia pakai.
Kemudian Mbak Siska menghampiri Lisa dan
menanyakan sesuatu. Saat itu aku sedang
mengenakan pakaianku.
Setelah beberApa lama mereka selesai
berbincang.
"Mas Geri aku keluar ya," sahut Lisa.
"Ya Lis," sahutku.
"Mbak Siska tadi bingung ngeliat rumah sepi,
Mbak kira kalian pada kemana," tanya Mbak Siska
kepadaku.
"Kami di sini lagi.." sahutku dengan nada
bingung.
"Lisa nggak kenapa-napa kan Ger?" tanya Mbak
Siska.
"Nggak kenapa-napa Mbak, Cuma.." sahutku
sambil aku mendekatinya.
Kedua tanganku memeluk pinggangnya. "Ada
apa Ger?" tanya Mbak Siska sambil membuai
rambutku.Kemudiam aku mengecup bibir Mbak
Siska dan kami berciuman sesaat. Kemudian
Mbak Siska melepaskan kecupanku. "Ger udah
ya.. Mbak mau keluar," sahut Mbak Siska.
Tampaknya aku ketagihan terhadap mereka.
Kejadian ini terus berulang dan untung Lisa tidak
hamil. Aku sempat berhubungan bersamaan
dengan Mbak Siska dan Lisa. Beberapa lama
kemudian aku juga melakukan hubungan seperti
ini dengan beberapa teman perempuan.
Akhirnya aku juga berhubungan dengan
pacarku. Tapi ini bukan pertama buat dia.
Hubungan kami hanya sesaat dan kami tidak
cocok. Kurasakan ia lebih banyak kekurangan
dibanding Mbak Siska dan Lisa. Akhirnya ia nikah
dengan orang lain. Setelah aku berhasil akhirnya
menikah dengan Lisa. Dan hubungan aku
dengan Mbak Siska berkurang semenjak ia
menikah dengan duda beranak. Lisa mengetahui
hal ini dan tidak mempermasalahkannya.
Akhirnya aku memiliki anak. Dan entah
kehidupan selanjutnya.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1883
U-ON

inc Powered by Xtgem.com